Adil dalam Sikap dan Perkataan II – Ustd. Umay Djaffar Siddiq

Majelis Ta’lim Al-Islah, Pondok Indah 08 Maret 2012

QS 4:9

Maka hendaklah bertaqwa kepada Allah. Dan hendaklah mereka berkata dengan perkataan yang benar.

Kandungan QS 4:9

1. Orang2 yang beriman dipesan oleh Allah agar merasa khawatir mengenai jika dia meninggal, dia akan meninggalkan keturunan yang lemah:

a) Fisiknya (harus mendapat asupan makanan yang cukup)

b) Imannya (diajarkan Islam secara benar)

c) Ilmunya (mendapat pendidkan yang layak)

d) Ekonominya (meninggalkan harta waris, bukan hutang)

Negara sebagai faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap kemakmuran hidup sebuah keluarga. Aparat negara yang banyak melakukan korupsi, anggaran belanja negara banyak yang bocor, menyebabkan rakyat tidak dapat menikmati pembangunan yang semestinya. Harga bensin terus naik, menyebabkan rakyat mengenyampingkan pemenuhan kebutuhan yang lain (beli susu dikurangi, pendidikan cari yang murah dan dekat, dll).

 

2. Sesudah mempersiapkan generasi yang kuat, Allah memerintahkan orang2 yang beriman agar bertaqwa kepadaNya dengan sebenar-benarnya taqwa. QS 3:102. Maksimal menurut kemampuan yang dimiliki individu tersebut QS 64:16

 

Saat membayar gaji untuk guru les, kita bukan membayar ilmu yang dia berikan kepada anak kita. Tapi upah lelahnya untuk mengajar (hujuratu ta’ab). Ilmu yang diberikan tidak ternilai harganya. Apalagi kalau guru tersebut keahliannya hanya mengajar dan menjadikan mengajar sebagai mata pencaharian utamanya. Maka ilmu yang diberikan/dibagi tersebut adalah wujud infaqnya.

Dalam pemilihan seorang pemimpin, jangan memilih yang:

1. sangat mau (agresif)

2. sangat tidak mau (tidak niat / malas2an)

3. tidak mampu (bodoh / tidak memiliki kapabilitas untuk memimpin)

 

Awal kebinasaan seorang pemimpin : sombon dan menerapkan nepotisme.

Hal ini dimulai pada masa Usman bin Affan.

Pada masa kepemimipinan Sayyidina Abu Bakar dan Umar bin Khatab, saat menyampaikan khotbah/ceramah di mimbar tempat Rasul SAW berdiri, Abu Bakar hanya berdiri di tangga no.2, dan Umar di tangga no.3 (Rasul SAW berada di undakan paling atas). Usman sebagai penerus ke-4, bukannya dibawah Ali, tapi malah menempati tempat berpijak Rasul di mimbar dan berkata bahwa dialah wakil Allah di muka bumi (mulai menampakkan kesombongan).

Pada masa Usman bin Affan, beliau mengangkat gubernur dan aparat2 Pemerintahan lainnya dari keluarga / kerabatnya sendiri (nepotisme)

Namun pada masa Usman, hal-hal yang baik juga terjadi : Qur’an dituliskan dan dikumpulkan pada masa Khalifah Usman.

Setelah Usman, Ali menggantikan beliau. Ali yang terkenal dengan kecerdasannya, senantiasa menyebarkan ilmu pengetahuan. Ibarat kata, Muhammad SAW adalah sumber ilmu, Khalifah Ali adalah pintu ilmunya.

 

3. Dalam merealisasikan perintah Allah diatas (menyiapkan generasi kuat dan bertaqwa), Allah menganjurkan agar memulainya dengan perkataan yang benar yakni:

a) menyatukan kata  hati dengan lisan – tidak munafik

b) satunya kata lisan dengan fakta (kenyataan) – jujur 

c) satunya kata lisan dengan perbuatan (Jika memerintahkan orang lain berbuat baik, dirinya lebih dahulu melakukannya. Dan jika melarang orang lain berbuat buruk, dia sendiri telah lebih dahulu menghindarkannya) QS 61:2-3

Leave a comment